Grup musik Metallica mampu membius jutaan penggemarnya dengan lirik dan
musik yang diiringi tabuhan drum Lars Ulrich yang khas. Namun sang
penabuh drum itu belakangan ini mengaku mengalami gangguan pendengaran
akibat tabuhan drumnya sendiri.
"Saya sudah bermain musik rock 35 tahun belakangan ini. Sedari awal saya tidak pernah menggunakan pelindung telinga ketika menabuh drum," ujar Ulrich yang kini menginjak usia 46 tahun.
Ia mengakui telah merasakan tanda-tanda ketidakberesan terhadap indera pendengarannya tersebut sejak beberapa waktu lalu. "Suara keras drum yang saya tabuh seakan tidak hilang meskipun saya telah turun dari panggung. Suara drum itu seakan terus berbunyi di telinga saya dan tidak pernah berhenti," jelasnya.
Ulrich baru menyadari ada yang tidak beres dengan pendengarannya 1988 lalu. Saat tidur setelah menggelar konser, Ulrich mengaku tetap mendengar suara permainan drumnya.
"Saya merasa tertidur dengan kondisi televisi menyala. Ketika saya terbangun hendak mematikannya saya sadar bahwa sebetulnya televisi tersebut dalam kondisi mati. Dari situlah saya mulai serius menyadari bahwa saya memiliki gangguan pada indera pendengaran saya," paparnya.
Gangguan yang dialami Ulrich tersebut disebut tinnitus yakni ketika seseorang merasakan mendengar sebuah suara yang sebetulnya tidak ada. "Ini adalah pendengaran hantu. Tidak berbeda seperti hantu ekstremitas sensasi nyeri ketika lengan atau anggota tubuh lainny terputus," ujar ahli tinnitus terkemuka dari University of Buffalo Richard Salvi.
Tinnitus dapat terjadi pada indera pendengaran seseorang secara permanen atau hanya sementara. "Tidak hanya seperti mendengar suara bernada tinggi, tapi juga bisa berbentuk suara dengungan, siulan, dan sebagainya," papar Salvi.
"Saya sudah bermain musik rock 35 tahun belakangan ini. Sedari awal saya tidak pernah menggunakan pelindung telinga ketika menabuh drum," ujar Ulrich yang kini menginjak usia 46 tahun.
Ia mengakui telah merasakan tanda-tanda ketidakberesan terhadap indera pendengarannya tersebut sejak beberapa waktu lalu. "Suara keras drum yang saya tabuh seakan tidak hilang meskipun saya telah turun dari panggung. Suara drum itu seakan terus berbunyi di telinga saya dan tidak pernah berhenti," jelasnya.
Ulrich baru menyadari ada yang tidak beres dengan pendengarannya 1988 lalu. Saat tidur setelah menggelar konser, Ulrich mengaku tetap mendengar suara permainan drumnya.
"Saya merasa tertidur dengan kondisi televisi menyala. Ketika saya terbangun hendak mematikannya saya sadar bahwa sebetulnya televisi tersebut dalam kondisi mati. Dari situlah saya mulai serius menyadari bahwa saya memiliki gangguan pada indera pendengaran saya," paparnya.
Gangguan yang dialami Ulrich tersebut disebut tinnitus yakni ketika seseorang merasakan mendengar sebuah suara yang sebetulnya tidak ada. "Ini adalah pendengaran hantu. Tidak berbeda seperti hantu ekstremitas sensasi nyeri ketika lengan atau anggota tubuh lainny terputus," ujar ahli tinnitus terkemuka dari University of Buffalo Richard Salvi.
Tinnitus dapat terjadi pada indera pendengaran seseorang secara permanen atau hanya sementara. "Tidak hanya seperti mendengar suara bernada tinggi, tapi juga bisa berbentuk suara dengungan, siulan, dan sebagainya," papar Salvi.
0 komentar:
Posting Komentar