Puluhan
tahun berkiprah di dunia burung, bikin nama lelaki berlogat Jawa ini
jadi jaminan mutu. Merubah burung yang tak tahu apa-apa, sampai menjadi
burung yang hebat berkali sudah dilakukannya. Tangan dinginnya kerap
berbuah nama besar, seperti burung-burung berjuluk Rawit, Golden Boy,
DL, Sarah dan sebagainya.
Beritaburung.com mewawancarai Ismoyo (53) Pemelihara-joki , yang selama ini berjasa melatih, merawat, dan membesarkan nama burung-burung tenar. Awalnya, bertahun silam, dia ketitipan dua ekor Burung Muray bernama “Golden Boy” dan “Rawit” milik pehobi burung Depok, untuk dipeliharanya, keduanya lantas mulai sering juara di acara-acara pinggiran.
Tertarik oleh bakat merawat dan melatih burung, dia direkrut dan berkerja untuk Kurnia, Bos Burung Depok, Ismoyo mulai meninggalkan usaha wartegnya, semenjak tahun 2007 sepenuhnya aktif mengurus dan melatih burung-burung milik bosnya hingga kini.
Selain mesti telaten, sabar, menyayangi sepenuhnya, menghormati burung-burung lain, memelihara burung juga mesti rajin melakukan isian lewat burung sejenis maupun burung berkicau jenis lainnya.
Berdasar kebiasaanya semenjak duduk di bangku SD yang mulai suka dengan burung, Joki mesti tahu psikologi dari burung peliharaannya, itu yang repot, termasuk kondisi burung saat akan mengikuti kontes, burung birahi, berkelebihan atau kurang fit staminanya. “Semua mesti dipahami oleh seorang Joki,” urainya.
Dia memberi tipsnya, joki mesti paham di saat-saat rawan ini, ketika burung mabung, Pada kondisi ini burung sedang tidak fit Kejadianya setahun sekali, selama tiga bulan lamanya (masa rontok dan menumbuhkan bulu-red) “ kondisinya bisa jadi hanya 50%, jadi jangan sekali-sekali diikutkan kontes,” tambahnya.
Untuk mecari juara di pertandingan besar, tidak mudah, menyesuaikan latihan yang dilakukan dibanding tantangan kontes, lewat persyaratan durasi waktu kicau (25-30 menit), burung juara biasanya gaya dan iramanya bakal keluar , licin, speed rapat, ngerool, “kalau di lapangan sekedar bunyi tetapi banyak ngetem, nggak mungkin masuk lah,” kata Ismoyo menyatakan bahwa Joki mesti memahami ini dan melatih burungnya sesuai tantangan yang ada.
Dia sendiri merasa sudah kadung cinta dengan dunia burung, sehingga belum terpikir untuk rubah haluan ke dunia lainnya. Dari pemahamannya dan berkerja merawat dan memelihara burung-burung, Ismoyo mampu menghidupi keluarga, hidup layak dan menyekolahkan tiga orang putranya. Oleh karena itu, bertahun silam Wartegnya malah ditutupnya, agar focus merawat burung.
Beritaburung.com mewawancarai Ismoyo (53) Pemelihara-joki , yang selama ini berjasa melatih, merawat, dan membesarkan nama burung-burung tenar. Awalnya, bertahun silam, dia ketitipan dua ekor Burung Muray bernama “Golden Boy” dan “Rawit” milik pehobi burung Depok, untuk dipeliharanya, keduanya lantas mulai sering juara di acara-acara pinggiran.
Tertarik oleh bakat merawat dan melatih burung, dia direkrut dan berkerja untuk Kurnia, Bos Burung Depok, Ismoyo mulai meninggalkan usaha wartegnya, semenjak tahun 2007 sepenuhnya aktif mengurus dan melatih burung-burung milik bosnya hingga kini.
Selain mesti telaten, sabar, menyayangi sepenuhnya, menghormati burung-burung lain, memelihara burung juga mesti rajin melakukan isian lewat burung sejenis maupun burung berkicau jenis lainnya.
Berdasar kebiasaanya semenjak duduk di bangku SD yang mulai suka dengan burung, Joki mesti tahu psikologi dari burung peliharaannya, itu yang repot, termasuk kondisi burung saat akan mengikuti kontes, burung birahi, berkelebihan atau kurang fit staminanya. “Semua mesti dipahami oleh seorang Joki,” urainya.
Dia memberi tipsnya, joki mesti paham di saat-saat rawan ini, ketika burung mabung, Pada kondisi ini burung sedang tidak fit Kejadianya setahun sekali, selama tiga bulan lamanya (masa rontok dan menumbuhkan bulu-red) “ kondisinya bisa jadi hanya 50%, jadi jangan sekali-sekali diikutkan kontes,” tambahnya.
Untuk mecari juara di pertandingan besar, tidak mudah, menyesuaikan latihan yang dilakukan dibanding tantangan kontes, lewat persyaratan durasi waktu kicau (25-30 menit), burung juara biasanya gaya dan iramanya bakal keluar , licin, speed rapat, ngerool, “kalau di lapangan sekedar bunyi tetapi banyak ngetem, nggak mungkin masuk lah,” kata Ismoyo menyatakan bahwa Joki mesti memahami ini dan melatih burungnya sesuai tantangan yang ada.
Dia sendiri merasa sudah kadung cinta dengan dunia burung, sehingga belum terpikir untuk rubah haluan ke dunia lainnya. Dari pemahamannya dan berkerja merawat dan memelihara burung-burung, Ismoyo mampu menghidupi keluarga, hidup layak dan menyekolahkan tiga orang putranya. Oleh karena itu, bertahun silam Wartegnya malah ditutupnya, agar focus merawat burung.
0 komentar:
Posting Komentar